- Home »
- Alun-Alun , Benteng Van Den Bosch , Identitas Kota , Kabupaten , Kabupaten Ngawi , Kota , Ngawi , Pondok Gontor »
- Membangun Identitas Kota yang Hilang
we are family
On Minggu, 10 November 2013
Assalamualaikum Wr Wb
Apa yang ada didalam pikiran kalian jika menyebut Kabupaten Ngawi?
Mungkin ada yang jawab hutan jati, atau Pondok Gontor.
Tetapi kebanyakan diantara mereka tidak tahu dimana letak Kabupaten Ngawi ini sesungguhnya. Berdasarkan situs wikipedia, Kabuapaten yang memiliki jumlah 879.193 pada tahun 2010 ini belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya disebabkan karena identitas kota ini belum kuat, belum mampu menjadi pembeda dengan Kota ataupun Kabupaten lainnya. Seperti halnya jika dilihat bangunan arsitektural dalam hal ini landmark sangat sedikit sekali yang bisa menjadi penanda, mungkin hanya Benteng Van Den Bosch dan Alun-Alun yang jika dilihat dari citra Bing satelit dapat terlihat dengan jelas karena sangat luas. Selain itu makanan khas Ngawi seperti kripik tempe tidak hanya terdapat di daerah itu saja, tetapi daerah seperti Malang juga memilikinya. Akibat identitas kota yang tidak kuat maka orangpun tidak tahu menahu dimana Ngawi, seperti apa Ngawi? Dan sekalipun “menggenjot” Ngawi di bidang pariwisatapun juga tidak punya efek yang besar bagi pertumbuhan perekonomiannya.
Apa yang ada didalam pikiran kalian jika menyebut Kabupaten Ngawi?
Mungkin ada yang jawab hutan jati, atau Pondok Gontor.
Tetapi kebanyakan diantara mereka tidak tahu dimana letak Kabupaten Ngawi ini sesungguhnya. Berdasarkan situs wikipedia, Kabuapaten yang memiliki jumlah 879.193 pada tahun 2010 ini belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya disebabkan karena identitas kota ini belum kuat, belum mampu menjadi pembeda dengan Kota ataupun Kabupaten lainnya. Seperti halnya jika dilihat bangunan arsitektural dalam hal ini landmark sangat sedikit sekali yang bisa menjadi penanda, mungkin hanya Benteng Van Den Bosch dan Alun-Alun yang jika dilihat dari citra Bing satelit dapat terlihat dengan jelas karena sangat luas. Selain itu makanan khas Ngawi seperti kripik tempe tidak hanya terdapat di daerah itu saja, tetapi daerah seperti Malang juga memilikinya. Akibat identitas kota yang tidak kuat maka orangpun tidak tahu menahu dimana Ngawi, seperti apa Ngawi? Dan sekalipun “menggenjot” Ngawi di bidang pariwisatapun juga tidak punya efek yang besar bagi pertumbuhan perekonomiannya.
Gambar 1 Alun-Alun Kab. Ngawi sumber : https://hamidanwar.blogspot.com |
Gambar 2 Benteng Van Den Bosch sumber : youtube.com |
Identitas kota sangat penting adanya,
seperti yang ada dalam bukunya Kevin Lynch The Image of The City (1960), “Identitas
kota bukan dalam arti keserupaan suatu objek dengan yang lain, tetapi justru
mengacu kepada makna individualitas yang mencerminkan perbedaannya dengan objek
lain serta pengenalannya sebagai entitas tersendiri” (Lynch, 1960)
“Identitas
kota adalah citra mental yang terbentuk dari ritme biologis tempat dan ruang
tertentu yang mencerminkan waktu (sense of time), yang ditumbuhkan dari
dalam secara mengakar oleh aktivitas sosial-ekonomi-budaya masyarakat kota itu
sendiri” (Lynch, 1960).
Pada
pernyataan pertama dikatakan bahwa untuk memiliki identitas kota maka perlu
adanya perbedaan, sedangkan pada pernyataan kedua identititas kota itu ada
karena adanya aktivitas sosial-ekonomi-budaya yang mengakar. Kedua pernyataan
ini mengandung makna jika ingin membangun sebuah identitas kota butuh proses,
karena identitas kota tidak hanya dilihat dari landmark. Identitas kota ialah
sesuatu yang mampu memberikan kesan dalam sebuah proses imajinasi manusia dan
pada akhirnya menciptakan kesan tersendiri dalam perjalanannya.
Berbagai macam cara dapat ditempuh untuk membangun kota yang beridentitas diantaranya adalah membangun kota dengan struktur yang jelas. Kota akan menjadi mudah dipahami serta meninggalkan kesan yang mendalam jika kota tersebut memiliki struktur ruang yang jelas. Selain itu, kota harus memiliki keunikan dan kekhasan fisik. Keunikan dan kekhasan ini akan memberikan pengalaman berbeda bagi setiap orang yang menikmatinya. Misalnya, ketika orang berkunjung ke Bali, akan terlihat dan dapat dirasakan betapa keunikan dan kekhasan tekstur ruang dan arsitekturnya. Kota Yogyakarta misalnya masih dikenali melalui artefak fisik berupa keraton dan jalan penghubungnya yang membentuk aksis (as), diantaranya jalan Malioboro dan hingga sekarang jalan tersebut berkembang menjadi kawasan perdagangan yang unik dan menjadi sebuah ikon kota yang mendunia. Kota juga harus mempunyai kandungan Collective Memory. Salah satu contoh kota yang mempunyai kandungan kenangan kolektif adalah kota Yogyakarta terutama di pusat kotanya (sekitar kawasan Malioboro). Kota akan lebih terasa identitasnya ketika kota tersebut memberi ruang untuk pemasaran produk lokal.
Berbagai macam cara dapat ditempuh untuk membangun kota yang beridentitas diantaranya adalah membangun kota dengan struktur yang jelas. Kota akan menjadi mudah dipahami serta meninggalkan kesan yang mendalam jika kota tersebut memiliki struktur ruang yang jelas. Selain itu, kota harus memiliki keunikan dan kekhasan fisik. Keunikan dan kekhasan ini akan memberikan pengalaman berbeda bagi setiap orang yang menikmatinya. Misalnya, ketika orang berkunjung ke Bali, akan terlihat dan dapat dirasakan betapa keunikan dan kekhasan tekstur ruang dan arsitekturnya. Kota Yogyakarta misalnya masih dikenali melalui artefak fisik berupa keraton dan jalan penghubungnya yang membentuk aksis (as), diantaranya jalan Malioboro dan hingga sekarang jalan tersebut berkembang menjadi kawasan perdagangan yang unik dan menjadi sebuah ikon kota yang mendunia. Kota juga harus mempunyai kandungan Collective Memory. Salah satu contoh kota yang mempunyai kandungan kenangan kolektif adalah kota Yogyakarta terutama di pusat kotanya (sekitar kawasan Malioboro). Kota akan lebih terasa identitasnya ketika kota tersebut memberi ruang untuk pemasaran produk lokal.
Wassalamualaikum wr wb