Pengunjung

Pengikut

Archive for Mei 2014

Atmosfer Bisa Memantulkan Sinyal Radio

Sabtu, 10 Mei 2014
Posted by we are family
Assalamualaikum wr wb

Kembali lagi sobat blogger, setelah sekian lama belum nge-blogging dikarenakan  admin lagi sibuk mempersiapkan ujian dan cari sekolah baru. Wah, penuh perjuangan banget pokoknya. Berjuang sampai titik darah penghabisan. Untungnya di zaman modern ini sudah dimudahkan sama alat-alat telekomunikasi dalam membantu perjuangan admin seperti handphone, yang jelas bukan radio

Meskipun radio saat sudah tidak banyak digunakan oleh masyarakat umumnya, namun awal penggunaan radio berguna untuk mengirimkan pesan telegraf dengan kode morse (anak pramuka pasti ngerti banget) antara kapal dan darat. Bayangkan saja kalau radio tidak ada, bisa habis pita suara karena teriak-teriak.wkwkwkwk

Lalu bagaimana radio bisa menyampaikan informasinya?
Yupss, inilah yang akan kami bahas.  

Kita tahu atmosfer bumi terbagi menjadi beberapa lapisan (Gambar 1), dari beberapa lapisan itu ada yang namanya lapisan termosfer. Dalam lapisan tersebut ada namanya daerah ionosfer.
Ionosfer bukan benar-benar sebuah lapisan, melainkan wilayah listrik dalam atmosfer atas
di mana konsentrasi yang cukup besar ion dan elektron bebas berada. Ion adalah atom dan molekul yang telah kehilangan ( atau mendapatkan ) satu atau lebih elektron. Atom kehilangan elektron
dan menjadi bermuatan positif ketika mereka tidak bisa menyerap semua energi yang ditransfer kepada mereka oleh bertabrakan energik partikel atau energi matahari.

Gambar 1 Lapisan Atmosfer Bumi
sumber : www.bankjim.com
Wilayah yang lebih rendah dari ionosfer biasanya sekitar 60 km di atas permukaan bumi. Dari sini ( 60 km ) ionosfer memanjang ke atas ke bagian atas atmosfer. Oleh karena itu, sebagian besar ionosfer dalam termosfer. Ionosfer memainkan peran utama dalam komunikasi radio. Bagian bawah disebut wilayah D mencerminkan standar AM gelombang radio kembali ke bumi, tetapi pada saat yang sama ketika malam hari. Meskipun, daerah D secara bertahap menghilang dan AM gelombang radio yang mampu menembus lebih tinggi ke dalam ionosfer (ke E dan F wilayah - Gambar 2),
di mana gelombang yang dipantulkan kembali ke bumi. Karena pada malam hari sedikit penyerapan gelombang radio dalam mencapai lebih tinggi dari ionosfer, gelombang tersebut memantul berulang dari ionosfer ke permukaan bumi dan kembali ke ionosfer lagi. Dengan cara ini, standar AM gelombang radio dapat melakukan perjalanan untuk ratusan kilometer di malam hari.

Gambar 2 Perambatan Gelombang AM
sumber : Essential of meteorology by Donald Ahrens

Sekitar matahari terbit dan terbenam, stasiun radio AM biasanya membuat "penyesuaian teknis yang diperlukan" untuk mengimbangi  karakteristik listrik berubah dari daerah D. Karena mereka dapat disiarkan melalui jarak yang lebih jauh di malam hari, sebagian besar stasiun AM mengurangi output mereka dekat matahari terbenam . Penurunan ini mencegah dua stasiun – baik transmisi pada frekuensi yang sama tetapi ratusan kilometer terpisah- dari mengganggu program radio masing-masing. Saat matahari terbit, sebagai wilayah D meningkat, yang daya yang diberikan ke AM pemancar radio biasanya meningkat . Stasiun FM tidak perlu membuat penyesuaian ini karena gelombang radio FM lebih pendek dari AM gelombang, dan mampu menembus ionosfer tanpa tercermin .

Wassalamualaikum wr wb

Apakah Angin Telah Bantu Terbelahnya Laut Merah?



  
Assalamu’alaikum Wr Wb

Hai sobat blogger, bagi kalian yang bergama Islam pastinya tau donk. Salah satu mukjizat Nabi Musa AS? Yaps “dapat membelah lautan”
Lautan yang terbelah saat itu adalah Laut Merah. Tempat dimana Nabi Musa AS menyelematkan kaumnya dari kejaran si Bengis Fir’aun.
Banyak sumber yang menyatakan bahwa Laut Merah terbelah karena adanya angin Timur yang kencang. Kelihatannya ini berita menggembirakan bagi kita umat Muslim. Tapi apakah ini benar atau tidak kita juga harus tau dan berfikir.
Nah ini adalah salah satu kutipan yang berasal dari kompas.com :
WASHINGTON, KOMPAS.com - Angin timur yang bertiup kencang telah membantu Nabi Musa dalam membelah Laut Merah seperti yang tertulis dalam kitab suci agama Samawi, kata para ilmuwan Amerika Serikat, Selasa (21/9).
Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder. "Simulasi tersebut hampir cocok dengan bukti pada rombongan Musa," kata pemimpin penelitian itu, Carl Drews dari NCAR.
Menurut Drews, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes, kemudian kembali mengalir seperti semula. Menurut kitab suci Islam dan Kristen, Musa memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir saat dikejar Firaun 3.000 tahun yang lalu. Laut Merah saat itu terbelah sementara sehingga  membantu rombongan Musa bisa melintas tetapi kemudian menutup kembali yang menenggelamkan para tentara Firaun.

Drews dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera Pasifik yang menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut dalam. Kelompoknya menunjukkan, kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai lautan yang terbelah.
Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar dua meter. "Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.
"Masyarakat telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum fisika.
Kemudian, mari kita simak Al Qur'an yang memberitakan perihal ini, dimana Allah Ta'ala berfirman dalam dua ayat dengan 2 surat yang berbeda. 
Ayat I ada di Qur'an Surat Ash-Shu'ara (26) : 63
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ
Lalu Kami wahyukan kepada musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

Ayat ke-2 ada di Quran Surat  Ta-Ha (20)  No. Ayat : : 77
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقاً فِي الْبَحْرِ يَبَساً لَّا تَخَافُ دَرَكاً وَلَا تَخْشَى  
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu , kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".
Lalu mengapa Barat membuat sebuah simulasi dalam komputer untuk bisa menjelaskan tentang adanya bantuan angin tersebut hingga Nabi Musa bisa membelah laut Merah ?
Dan bagaimana sikap kita terhadap berita - berita ini ?
Ada juga salah satu sumber yang bisa menjelaskan dengan beberapa penjelasan ilmiah sebagai berikut :

Sekarang mari kita coba untuk melihat lebih jauh ke lokasi tempat Nabi Musa dan para pengikutnya menyeberang menurut para ahli tersebut. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuwaybi. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuwaybi ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuwaybi ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat. Jarak antara Nuwaybi ke Arab sekitar 1800 meter (menurut peta dari MSN Encarta bahkan sekitar 10 km). Lebar lintasan dimana laut terbelah diperkirakan 900 meter.
Dapatkah anda membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam). 
Menurut sebuah perhitungan diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Atau jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, maka akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi Hurikan. Atau jika mengacu kepada perhitungan seorang pakar dari Rusia yang bernama Volzinger, diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam.
Lantas apakah kita bisa langsung percaya dengan tulisan di media - media yang notabene dikuasai Yahudi itu ?
Beberapa hal yang tak bisa dijelaskan adalah, berapa banyak jumlah kaum yahudi yang mengikuti Nabi Musa. dan apakah waktu selama empat jam, cukup untuk menyeberangi laut merah? Harus diingat, yang menyeberang adalah terdiri dari orang tua dan anak-anak yang membutuhkan waktu cukup lama untuk berjalan, apalagi menyusuri dasar lautan yang tidak rata seperti jalan raya. 
Kalau para peneliti atheis yang arogan itu mampu memprediksi angin. bagaimana dengan peristiwa banjir besar di masa Nabi Nuh ? mampu kah mereka menjelaskan bagaimana banjir itu bisa terjadi dan bagaimana Nabi Nuh bisa bersiap-siap dengan membuat perahu.
Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT. Bahkan tak ada sehelai daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Yang Maha Mengetahui. 
Lihat saja peringatan Allah bahwa mereka selalu mengolok-olok berita dari Allah :
Al-An'am (6) : 5
فَقَدْ كَذَّبُواْ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءهُمْ فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنبَاء مَا كَانُواْ بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al-Qur'an) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.

Dan sebagai perhatian buat kita semua :
Al-Hujuraat (49) : 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
SEBAGAI ANALISA TAMBAHAN ADA SIMULASI PERHITUNGAN MATEMATIKA FISIKA BAHWA TIDAK MUNGKIN MANUSIA DAPAT MELEWATI LAUT MERAH TERBELAH KARENA ANGIN YANG BERTIUP :
- Angin dengan kecepatan, (V-angin) 101 km/jam = 28.0556 m/detik
- kecepatan manusia jalan kaki, V_manusia = 4 km/jam = 1.111 m / detik
- percepatan gravitasi, g = 9.81 m/s2- asumsikan massa tubuh manusia umat musa, m= 200 kg -->- berat tubuh W = m x g = 1960 Newton
- luas permukaan tubuh manusia, tinggi 2.5 meter,
- lebar badan manusia = 50 cm = 0.5 meter
- Koefisien gaya hambat tubuh manusia (Cd),
asumsi angin frontal daridepan / belakang = 0.6ref. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1256/wea.29.02/abstract
- luas badan manusia (S) = tinggi x lebar = 2.5 x 0.5 = 1.25 m2
- massa jenis udara, rho = 1.2 kg/m3
- kecepatan angin relatif terhadap pergerakan manusia :
a. jika searah dengan perjalanan, V = 28.0556 - 1.1111 = 26.9445 m/detik
b. jika berlawanan dengan perjalanan, V = 28.0556 + 1.1111 = 29.1667 m/detik-->- gaya hambat yang terjadiDrag = 0.5 x rho x S x Cd x V^2= 0.5 x 1.2 x 1.25 x 0.6 x (26.9445)^2 atau 0.5 x 1.2 x 1.25 x0.6 x (29.1667)^2= 326.7027 Newton (searah perjalanan) atau 382.8134 Newton(berlawanan perjalanan)

- Besarnya gaya hambat ini bila dikonversi dengan massa, adalah33.30 kg (searah), atau 39.02 kg (berlawanan).
Bayangkan jika kalian berjalan, lalu dari depan mendapatkan sodokan beban seberat 39.02 kg atau dari belakang seberat 33.02 kg, bagaimana anda, apakah nyaman / bisa ? Mungkin kalaupun bisa akan berayun2 serasa terbang gaya hambat tersebut sebesar 15 % dari berat anda sendiri.
Simulasi yang dilakukan tersebut hanya mengambil kedalaman air 2 meter. Bagaimana dengan laut merah yang merupakan jalur pelayaran internasional dan dilalui kapal2 berukuran raksasa ?
Perlu diingat, draft (kedalaman lambung kapal yang tercelup air) untuk kapal2 besar lebih dari 8 meter. Berapa kira2 kecepatan angin yang berhembus? Sanggupkah manusia bertahan?
Sebagai gambaran, jika kita berdiri di pinggir jalan, lalu ada bus besar semacam Sumber Kencono di Jawa Timur yang melaju dengan kecepatan 112 km/jam, kita sudah pasti limbung terkena imbas angin tersebut, padahal itu dari arah samping, tidak frontal dari depan /belakang yang merupakan permukaan tubuh paling luas. Bagaimana jika ditiup angin dari depan / belakang?
Allah Maha SegalaNya..semua terjadi karena kehendakNya dan akal manusia bukan segala-galanya...
Wallahu'alam bishawab